KONVERSI NILAI I (NORMA, ABSOLUT, DAN
KOMBINASI)
Diajukan dalam rangka
memenuhi tugas kelompok Evaluasi Pembelajaran
Dosen : Naeila Rifatil
Muna, S.Psi. M.Pd
Disusun Oleh :
Dea Secilia (59430498)
Mariah Al Qibtiyah
(59430508)
Nia Kurniasih (59430512)
PBI-A/ Semester 6
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI
CIREBON
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Secara harfiah
kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa
Arab; al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian.
Akar katanya adalah value; dalam bahasa Arab; al-qimah; dalam
bahasa Indonesia berarti; nilai.
Edwind
Wandt dan Gerald W. Brown (1977): evaluation refer
to the act or process to determining the value of something. Menurut
definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung
pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai dari
sesuatu.
Dalam melakukan evaluasi pendidikan, diperlukan
satu keahlian khusus agar terlaksananya proses evaluasi yang baik dan benar,
serta menghasilkan informasi yang akurat tentang hasil belajar peserta
didik.Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses pembelajaran. Diharapkan
setelah dilakukan evaluasi dapat menjadi tolak ukur sampai seberapa besar hasil
yang telah dicapai dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari sini guru
akan tahu apa yang akan dilakukan pada proses pembelajaran selanjutnya agar
dapat melaksanakan pembelajaran yang lebih bermutu, sehingga mendapatkan hasil
yang lebih baik pada pembelajaran selanjutnya.
Evaluasi tidak harus dilakukan pada
akhir dari seluruh pelajaran, seperti akhir semester. Evaluasi juga dapat
dilakukan saat proses pembelajaran. Seperti mengevaluasi kemampuan siswa
melalui keaktifan siswa saat berdiskusi. Selain itu dapat pula dilakukan
evaluasi saat akhir pelajaran melalui tanya jawab tentang materi yang baru
dipelajari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan keterangan diatas maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Apa definisi dari
Konversi Nilai I (norma, absolut dan kombinasi)?
2.
Bagaimana cara
mengkonversi nilai norma kelompok skala 5 dan skala 11
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui konversi nilai I dalam bentuk norma relatif,
absolut dan kombinasi.
2.
Untuk mengetahui cara
mengkonversi nilai I dalam bentuk norma relatif kelompok (PAN skala 5 dan skala
11 )
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konversi Nilai I (Norma, Absolut dan Kombinasi)
Konversi adalah adalah kegiatan mengubah
atau mengolah skor mentah menjadi huruf. Jika tidak ada kegiatan konversi ini,
maka nilai tidak bisa dinterpretasikan. Konversi nilai dapat dilakukan dengan
menggunakan Mean dan SD atau dikenal juga dengan batas lulus Mean (Mean = SD).
Cara yang kedua adalah dengan Mean Ideal dan SD Ideal atau Remmers.
Untuk cara pertama, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mencari nilai Mean dan SD, kemudian menentukan besarnya SUD
(Skala Unit Deviasi), dan langkah terakhir adalah menentukan batas atas dan
batas bawah.
1.
Konversi Nilai dalam Bentuk Norma Relatif
Konversi nilai dalam
bentuk norma relatif merupakan bagian dari Penilaian Acuan Norma (PAN). Penilaian
Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma
kelompok; nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai
siswa yang lain yang termasuk di dalam kelompok itu (Ngalim Purwanto: 2010).
Norma dalam hal ini mengacu
pada kapasitas atau prestasi kelompok, dan kelompok disini adalah semua siswa
yang mengikuti tes tersebut.
2.
Konversi Nilai dalam Bentuk Absolut
Penentuan nilai hasil tes belajar dengan
menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP), mengandung arti bahwa nilai yang
akan diberikan kepada testee itu harus didasarkan pada standar mutlak (standard
absolut) artinya, pemberian nilai kepada testee itu dilaksanakan dengan jalan
membandingkan antara skor mentah hasil tes yang dimiliki oleh masing-masing
individu testee, dengan skor maksimum ideal (SMI) yang mungkin dapat dicapai
oleh testee, kalau saja seluruh soal tes dapat dijawab dengan betul.
Karena itu maka
pada penentuan nilai yang mengacu kepada kriterium atau patokan ini, tinggi
rendahnya atau besar kecilnya nilai yang diberikan kepada masing-masing
individu testee, mutlak ditentukan oleh besar kecil atau tinggi rendahnya skor
yang dapat capai oleh masing-masing testee yang bersangkutan. Itulah sebabnya
mengapa penentuan nilai dengan mengacu pada kriterium sering disebut sebagai:
penentuan nilai secara mutlak (absolute), atau penentuan nilai secara
individual.
3. Konversi
Nilai dalam Bentuk Kombinasi
Dalam menentukan nilai
dengan menggunakan konversi nilai kombinasi berarti kita menggabungkan antara PAP (penilaian
acuan patokan) dan PAN (penilaian acuan norma).
Dalam mengkonversi nilai
dengan menggunakan metode kombinasi antara PAP dan PAN, hal pertama yang kita
lakukan adalah membandingkan terlebih dahuluantara jumlah siswa yang mencapai nilai A,
B, C, D, dan E pada penentuan nilai yang menggunakan standar mutlak(PAP :
Penilaian Acuan Patokan) dengan penentuan nilai yang menggunakan standar
relatif (PAN : Penilaian Acuan Norma).
Dengan
mengkombinasikan PAP dan PAN, maka kita akan bisa melihat lebih jelas kelemahan
dan kelebihan dari dua pendekatan tersebut. Sehingga, hasil penilaian akan
lebih sempurna.
B.
Cara Mengkonversi Nilai Norma
Kelompok skala 5 dan skala 11
Contoh:Seorang guru Bahasa Indonesia
membina 80 orang peserta didik, ia berencana mengolah dengan PAN skor akhir Bahasa
Indonesia menjadi nilai standar. Skornya seperti pada tabel berikut:
79 49 48 74 81 98 87 8080 84 90 70 91 93 82 78
70 71 92 38 56 81 74 7368 72 65 51 65 93 83 86
90 35 83 73 74 43 86 8892 93 76 71 90 72 67 75
80 91 61 72 97 91 88 8170 74 99 95 80 59 71 77
63 60 83 82 60 67 89 6376 63 88 70 66 88 79 75
Dalam mengkonversi nilai
acuan norma kelompok, ada beberapa
langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu. Sebagai berikut :
Menghitung
dan s
a.
Menentukan rentang
Rentang (r) = data terbesar – data terkecil
= 99 – 35 = 64
b.
Menentukan banyak kelas interval
Banyak kelas (k) = 1+ 3,3 . log n
= 1 +
3,3 . log 80
= 1 +
3,3 . 1, 9031
=
7,2802
Catatan : nilai “k” dibulatkan sehingga banyak kelas interval = 7
c.
Menentukan panjang kelas
Panjang kelas =
= 64
=9,14
Catatan : Khusus untuk panjang kelas pembulatan dapat tidak mengikuti rekuensi
kelompok kaidah matematik, jadi kalau pembulatan ke atas (=10) atau ke bawah
(=9). Alasan : supaya semua skor dapat masuk ke dalam setiap kelas interval.
d.
Membuat tabel distribusi frekuensi kelompok
Mula-mula menentukan ujung bawah kelas interval pertama. Ujung bawah
kelas interval pertama=35 (diambil skor terkecil). Dengan banyak kelas interval
7 serta panjang kelas 9 dan 10 dapat disusun dua buah rencana kelas interval
sebagai berikut :
Panjang kelas=9
Kelas interval
|
Frekuensi
|
35-43
44-52
53-61
62-70
71-79
80-88
89-97
|
Panjang kelas=10
Kelas interval
|
Frekuensi
|
35-44
45-54
55-64
65-74
75-84
85-94
95-104
|
Dengan panjang kelas=9 memiliki kelas interval
terakhir 89-97, dengan demikian data berat badan lebih dari 97 tidak dapat
masuk ke dalam kelas interval terakhir.
Dengan panjang kelas=10 memiliki kelas interval
terakhir 95-104 dengan demikian semua data berat badan lebih dari 97 dapat
masuk ke dalam kelas interval terakhir. Jadi sebaiknya menggunakan panjang
kelas=10. Selanjutnya disusun tabel distribusi frekuensi kelompok seperti pada
tabel di bawah ini :
Kelas Interval
|
Fi
|
35-44
45-54
55-64
65-74
75-84
85-94
95-104
|
3
3
8
22
20
20
4
|
Jumlah
|
80
|
e. menentukan
dan s
Kelas interval
|
fi
|
xi
|
fixi
|
fixi'
|
fixi' 2
|
|
35-44
45-54
55-64
65-74
75-84
85-94
95-104
|
3
3
8
22
20
20
4
|
39.5
49.5
59.5
69.5
79.5
89.5
99.5
|
118.5
148.5
476
1529
1590
1790
398
|
+3
+2
+1
0
-1
-2
-3
|
+9
+6
+8
0
-20
-40
-12
|
27
12
8
0
20
80
36
|
Jumlah
|
80
|
-
|
6050
|
0
|
-49
|
183
|
Berdasarkan tabel di atas ditentukan nilai
dan s
Maka
=
=
= 75,6 (dibulatkan 76)
= 10
= 13,82 (dibulatkan 14)
1. Membuat dan mengkonversi
nilai dengan PAN skala 5
Membuat
pedoman konversi skala -5 :
Interval skor
|
Nilai
|
97 keatas
|
A
|
83-96
|
B
|
69-82
|
C
|
55-68
|
D
|
54 kebawah
|
E
|
Mengkonversi skor menjadi nilai skala-5:
Peserta kolom 1 nomor urut
...
|
Prestasi
|
|
Skor
|
Nilai
|
|
1
|
79
|
C
|
2
|
80
|
C
|
3
|
70
|
C
|
4
|
68
|
D
|
5
|
90
|
B
|
6
|
92
|
B
|
7
|
80
|
C
|
8
|
70
|
C
|
9
|
63
|
D
|
10
|
76
|
C
|
2. Membuat dan mengkonversi
nilai dengan PAN skala-11
Menentukan batas nilai:
8
1
Membuat pedoman konversi skala-11:
Interval skor
|
Nilai
|
108 keatas
|
10
|
101-107
|
9
|
94-100
|
8
|
87-93
|
7
|
80-86
|
6
|
73-79
|
5
|
66-72
|
4
|
59-65
|
3
|
52-58
|
2
|
45-51
|
1
|
44 kebawah
|
0
|
Mengkonversi skor menjadi nilai skala-11:
Peserta kolom 1 nomor urut
...
|
Prestasi
|
|
Skor
|
Nilai
|
|
1
|
79
|
5
|
2
|
80
|
6
|
3
|
70
|
4
|
4
|
68
|
4
|
5
|
90
|
7
|
6
|
92
|
8
|
7
|
80
|
6
|
8
|
70
|
4
|
9
|
63
|
3
|
10
|
76
|
5
|
BAB
III
KESIMPULAN
Konversi adalah
pengubahan atau pengolahan skor mentah hasil tes belajar menjadi nilai standar.
Skor adalah hasil pekerjaan memberikan angka yang diperoleh dengan jalan
menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang oleh testee telah dijawab
dengan betul, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya.
Nilai pada
dasarnya adalah angka atau huruf yang melambangkan seberapa jauh atau seberapa
besar kemampuan yang telah ditunjukkan oleh testee terhadap materi atau bahan
yang diteskan, sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan.
Ada 3 cara dalam
mengkonversi nilai tersebut, yaitu :
1) Konversi nilai absolut
2) Konversi nilai norma relatif
3) Konversi nilai kombinasi
REFERENSI
Sudjiono, Prof. Drs. Anas .
Pengantar Evaluasi Pendidikan. 2006.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suharsimi, Arikunto.
2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara.
Rofiek, Ainur. 2007. Assessment Pembelajaran_6 Pdf.
**Slide Power Point Kelompok 6 dapat dilihat di: