Teknik evaluasi pembelajaran
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran
Dosen : Naeila Rifatil Muna, M.Pd.I
Disusun oleh:
Amirudin
:
59430497
Dedeh
Hilda M. : 59430499
Umu
Habibah : 59430521
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
SYEKH NURJATI
2012
BAB II
PEMBAHASAN
A.
EVALUASI
Evaluasi
merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran secara
sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan
sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik. (dikutip
dari Bloom et.all 1971).
Stufflebeam et.al 1971 mengatakan
bahwa evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi
yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu
:
1.
Evaluasi bertujuan membantu
pemerintah dalam mencapai tujuan pembeljaran bagi
masyrakat.
2.
Evaluasi adalah seni, tidak ada
evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
3. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak
memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag
untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator
hanya membantu memberikan alternatif.
4. Penelitian evaluasi adalah tanggung
jawab tim bukan perorangan.
5. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah
demikian pula sebaliknya.
6. Evaluasi adalah proses, jika
diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
7. Evaluasi memerlukan data yang akurat
dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian
informasi.
8. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan
dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
9. Evaluator hendaknya mampu membedakan
yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas
mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
Dengan
demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya evaluasi adalah proses mengukur
dan menilai terhadap suatu objek dengan menampilkan hubungan sebab akibat
diantara faktor yang mempengaruhi objek tersebut. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui
proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3
hal penting yaitu, input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik
yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran. Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran
yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan
sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari
proses pembelajaran.
Evaluasi pendidikan memiliki
beberapa fungsi yaitu ;
1. Fungsi selektif
2. Fungsi diagnostik
3. Fungsi penempatan
4. Fungsi keberhasilan
Maksud dari dilakukannya evaluasi
adalah ;
1.
Perbaikan sistem
2.
Pertanggungjawaban kepada pemerintah
dan masyarakat
3.
Penentuan tindak lanjut pengembangan
B. Prinsip Prinsip Evaluasi
1.
Keterpaduan
2. Evauasi
harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional
pengajaran, materi pembelajaran dan
metode pengjaran.
3. Keterlibatan peserta didik
4. prinsip ini merupakan suatu hal yang
mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam
evaluasi
bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak.
5. Koherensi
6. Evaluasi
harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan sesuai
dengan ranah
kemampuan peserta didik yang hendak diukur.
7. Pedagogis
8. Perlu adanya tool penilai dari aspek
pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan
perilaku
sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri
siswa.
9. Akuntabel
10. Hasil
evaluasi haruslah menjadi aalat akuntabilitas atau bahan pertnggungjawaban
bagi pihak
yang berkepentingan seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
C.
Pengertian Evaluasi Belajar
Menurut Sudjana (1990:31) evaluasi
adalah “proses pemberian atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Sedangkan menurut Rusli (1990:22) bahwa
yang dimaksud evaluasi adalah “suatu proses sistematik untuk menentukan sampai
berapa jauh tujuan intruksional dapat dicapai oleh siswa”.
Dari uraian di atas maka evaluasi mengandung dua aspek yang penting yaitu:
a.
Dalam evaluasi terdapat suatu proses
sistematik untuk mengukur apakah siswa dapat mendiagnosa, menyeleksi dan
menyelesaikan suatu pekerjaan.
b.
Evaluasi digunakan untuk mengukur,
menilai pencapaian tujuan dan keberhasilan dari kerja atau usaha guru.
Berdasarkan
pengertian di atas maka pengertian evaluasi dan penilaian adalah
istilah-istilah yang lebih luas artinya dari pada pengukuran. Evaluasi mencakup
deskripsi kelakuan (behavior) siswa secara kualitatif maupun kuantitatif dan
terhadap penilaian kelakuan tersebut. Sedangkan ukuran hanya terbatas pada
aspek penilaian yang bersifat tetap dan kuantitatif.
D. Evaluasi Hasil Belajar
Dari pengertian evaluasi kita dapat mengetahui bahwa evaluasi
hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui
kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai untuk siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana
tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf
atau kata atau symbol. Apabila tujuan utamanya kegiatan evaluasi hasil belajar
ini sudah terealisasi hasilnya dapat difungsikan dan ditunjukan untuk berbagai
keperluan. Hasil kegiatan evaluasi hasil belajar akhirnya difungsikan dan
ditunjukan untuk keperluan berikut.
a.) Untuk diagnostic dan pengembangan
Maksudnya adalah pengunaan hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar
sebagai dasar pendiagnosisan kelemahan dan keunggulan siswa beserta
sebab-sebabnya (Arikunto, 1990 : 10; Nurkancana, 1986 : 4) berdasarkan
pendiagnosisan inilah guru mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
b.) Untuk seleksi
Hal ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa yang paling
cocok untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu. (Arikunto : 9 ;
Nurkancana, 1986 : 56).
c.) Untuk kenaikan kelas
Menentukan apakah seseorang siswa dapat dinaikan
kekelas yang lebih tinggi.
d.) Untuk penempatan
Agar siswa dapat berkembang sesuai dengan
tingkat kemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan
ketetapan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.
E. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi
hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan.
Ranah tujuanpendidikan hasil belajar siswa diklasifikasikanjadi 3 :
·
Ranah kognitif
·
Ranah afektif
·
Ranah psikomotor
Taksonomi tujuan ranah kognitif dikemukakan oleh BLOOM (1956). Tahun 1964
Krathwohl, Bloom, dan Masia mengemukakan ranah afektif, dan ranah psikomotor
dikemukakan oleh Harrow (1972).
§ Taksonomi, ranah kognitif.
a. Pengetahuan
Tingkat terendah tujuan ranah kognitif
berupa pengenalan dan peringatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta,
istilah dan prinsip-prinsip.
b. Pemahaman
Tingkat berikutnya dari tujuan ranah
kognitif berupa kemampuan memahami/mengeri tentang isi pelajaran yang
dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan pelajaran lain.
c. Penggunaan/penerapan
Kemampuan menggunakan generalisasi atau
abstrak lain yang sesuai dalam situasi konkrit/situasi baru.
d. Analisis
Kemampuan menjabarkan isi pelajaran
kebagian-bagian yang menjadi unsure pokok.
e. Sintesis
Menggabungkan unsur-unsur pokok kedalam
struktur yang baru.
f. Evaluasi
g. Kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu
maksud/tujuan tertentu.
§ Tujuan ranah afektif
1. Menerima
Tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap stimulus
secara lebih baik.
2. Merespon
Kesempatan untuk menanggapi stimulun dan merasa terikat secara aktif memperhatikan.
3. Menilai
Kemampuan menilai gejala/kegiatan sehingga
dengan sengaja dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan
bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi.
4. Mengorganisasikan
Kemampuan untuk membentuk suatu sistem
nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya.
5. Karakteristik
Kemampuan untuk mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu
merespon dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai/membuat
pertimbangan-pertimbangan.
§ Ranah tujuan psikomotorik :
1. Gerak tubuh yang mencolok, kemampuan
gerakan tubuh yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan dan ketepatan tubuh
yang mencolok.
2. Ketepatan gerak y6ang dikoordinasikan,
ketrampilan yang berhubungan dengan gerak mata, telinga dan badan.
3. Perangkat komunikasi nonverbal, kemampuan
mengadakan komunikasi tanpa kata dalam komunikasi ini siswa memakai bantuan
gerakan tubuh dengan atau tanpa menggunakan alat bantu.
4. Kemampuan bicara, kemampuan yang berhubungan
dengan komunikasi lisan, siswa mampu menunjukan kemahirannya memilih dan
menggunakan kata/kalimat sehingga idea tau informasinya dapat diterima dengan
baik.
F. Prosedur Evaluasi Hasil Belajar
Agar proses
evaluasi hasil belajar dapat diadministrasikan dilaksanakan oleh seseorang
penilai maka ada beberapa tahapan/langkah kegiatan yang perlu dilakukan oleh
seseorang penilai. Berikut ini penjelasan dari tahapan prosedur evaluasi hasil
belajar :
1. Persiapan
Pada tahapan persiapan ini terdapat 3 kegiatan
yang harus dilakukan evaluator :
·
Menetapkan pertimbangan dan keputusan yang dibutuhkan.
·
Menggambarkan informasi yang dibutuhkan dan,
·
Menetapkan informasi yang tersedia.
Menetapkan
pertimbangan dan keputusan yang akan dibuat yakni suatu kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang evaluator untuk mendeskripsikan pertimbangan dan keputusan yang
sekiranya akan dibuat dari hasil evaluasi. Menggambarkan informasi yang
dibutuhkan merupakan kegiatan yang berikutnya dalam persiapan evaluasi hasil
belajar, evaluator mendeskripsikan secara rinci segala informasi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan/sasaran evaluasi hasil belajar. Menetapkan
informasi yang sudah tersedia pada sumber-sumber informasi yang digunakan.
G. Teknik Evaluasi Belajar
Teknik
evaluasi adalah cara yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan
yang dimaksud evaluasi hasil belajar ekonomi adalah cara yang digunakan oleh
guru dalam mengevaluasi proses hasil belajar mengajar studi ekonomi.
Menurut Bukhori dalam (Arikunto, 2002:32) “tes adalah suatu percobaan yang
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil pelajaran tertentu pada seorang
murid atau kelompok murid”. Menurut
Arikunto (2002:31) terdapat dua lat evaluasi yakni teknik tes dan non tes.
Teknik tes menurut Indrakusuma dalam (Arikunto, 2002:32) adalah “suatu alat
atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang di inginkan seseorang dengan cara yang boleh
dikatakan cepat dan tepat”.
Ditinjau
dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas tiga macam tes, yakni
tes formatif, dan tes sumatif (Arikunto, 2002:33). Tes yang baik harus memiliki
veliditas, reabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis. Sedangkan teknik evaluasi selanjutnya adalah teknik non tes, menurut
Arikunto (2002:26) “teknik non tes meliputi skala bertingkat, kuisioner, daftar
cocok, wawancara, pengamatan, dan riwayat hidup”.
Dari pengertian di atas yang dimaksud tes adalah cara penilaian yang
komprehensif seseorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program atau
tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan
alat-alat lain tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan
batasan-batasan.
Teknik evaluasi digolongkan menjadi
2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes
1. Teknik non tes meliputi ; skala
bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara,
pengamatan, riwayat
hidup.
a.
Rating scale atau skala bertingkat
menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara
bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut
kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang
lain.
b.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan
yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban,
kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung.
Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang
diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara
tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh,
apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka
dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau
dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan
kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki
dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau
cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah
daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan
pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
c.
Daftar cocok adalah sebuah daftar
yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab
diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia
anggap sesuai.
d.
Wawancara, suatu cara yang dilakukan
secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan
informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama,
wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan
jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan
oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah
menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring
penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.
e.
Pengamatan atau observasi, adalah
suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa
yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3
macam yaitu : (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan
kelompok yang diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam
kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah
diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam
obejek pengamatan.
f. Riwayat hidup, evaluasi ini
dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi
sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
2. Teknik tes. Dalam evaluasi
pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
a. tes diagnostik
b. tes formatif
c. tes sumatif
Penjelasan mengenai 3 macam tes
diatas dapat dibaca pada bagian Teknik Tes
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan pembelajaran yang memuat tindak
interaksi, antar pembelajar dan belajar berorientasi pada sasaran belajar,
berakhir dengan evaluasi. Kegiatan evaluasi terdiri dari kegiatan evaluasi
hasil belajar dan kegiatan evaluasi proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan
bahwa kegiatan evaluasi merupakan bagian integal dari kegiatan pembelajaran
atau pendidikan.
Dalam kegiatan evaluasi hasil belajar
maupun evaluasi pembelajaran pada umumnya memiliki fungsi dan tujuan, sasaran,
dan prosedur tertentu yang mana berorientasi pada pengembangan pembelajaran dan
akreditasi. Pada evaluasi belajar, seorang evaluator umumnya menempuh
tahap-tahap persiapan, penyusunan alat ukur, pelaksanaan pengukuran, pengolahan
hasil pengukuran, penafsiran hasil pengukuran, pelaporan hasil pengukuran, dan
hasil evaluasi. Sementara itu, pada evaluasi pembelajaran juga mempunyai
tahap-tahap / prosedur seperti : penyusunan rancangan, penyusunan instrument,
pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan evaluasi pembelajaran.
B. SARAN
Seorang
guru atau tenaga pendidik hendaknya mampu melakukan kegiatan seperti evaluasi pembelajaran dan
evaluasi hasil belajar sehingga proses belajar mengajar disegala jenjang
pendidikan baik pendidikan formal, informal maupun non formal dapat berjalan
sesuai apa yang diharpkan sehingga mutu pembelajaran meningkat.
REFERENSI
1. Arikunto, Suharsini.
1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
2. Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
2. Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
3. Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
4. Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang
3. Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
4. Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang
Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indo
5. Noornia, A. 1997.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD pada Pengajaran
Persen di Kelas IV SD Islam Ma’arif 02 Singosari. Tesis Tidak Diterbitkan.
Malang:
Program Pasca Sarjana
6. Sardiman, A.M. 1990.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Persada
8.
http://pandidikan.blogspot.com/2010/12/konsep-dasar-evaluasi-tekhnologi.html
9.
shttp://www.scribd.com/doc/22533957/Belajar-Dan-Pembelajaran
10. http://sitimasrurohum.blogspot.com/2009/05/desain-robot.html
slide Power Point kelompok2 dilihat di>>> http://www.slideshare.net/TiaSeptiani/teknik-evaluasi-pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar