Senin, 09 April 2012

Kelompok 2- TEKNIK EVALUASI PEMBELAJARAN



Teknik evaluasi pembelajaran
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran
Dosen : Naeila Rifatil Muna, M.Pd.I





Disusun oleh:

                                             Amirudin                            : 59430497
                                             Dedeh Hilda M.                      : 59430499
                                             Umu Habibah                        : 59430521

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
SYEKH NURJATI
CIREBON
2012


BAB II
PEMBAHASAN
A.  EVALUASI
Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran secara sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik. (dikutip dari Bloom et.all 1971).
         Stufflebeam et.al 1971 mengatakan bahwa evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu :
1.     Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembeljaran bagi
masyrakat.
2.     Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
3.    Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.
4.  Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
5.  Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
6.  Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
7.  Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi.
8.  Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
9.  Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya evaluasi adalah proses mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan menampilkan hubungan sebab akibat diantara faktor yang mempengaruhi objek tersebut. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran. Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
Evaluasi pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu ;
1. Fungsi selektif
2. Fungsi diagnostik
3. Fungsi penempatan
4. Fungsi keberhasilan
Maksud dari dilakukannya evaluasi adalah ;
1.     Perbaikan sistem
2.     Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat
3.     Penentuan tindak lanjut pengembangan

B.  Prinsip Prinsip Evaluasi
1.     Keterpaduan
2.  Evauasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional
      pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengjaran.
3.   Keterlibatan peserta didik
4.   prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam  
     evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak.
5.   Koherensi
6.  Evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan sesuai
dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.
7.  Pedagogis
8.   Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan
perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri
siswa.

9.   Akuntabel

10.  Hasil evaluasi haruslah menjadi aalat akuntabilitas atau bahan pertnggungjawaban
bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.

C.    Pengertian Evaluasi Belajar
Menurut Sudjana (1990:31) evaluasi adalah “proses pemberian atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Sedangkan menurut Rusli (1990:22) bahwa yang dimaksud evaluasi adalah “suatu proses sistematik untuk menentukan sampai berapa jauh tujuan intruksional dapat dicapai oleh siswa”.

Dari uraian di atas maka evaluasi mengandung dua aspek yang penting yaitu:

a.      Dalam evaluasi terdapat suatu proses sistematik untuk mengukur apakah siswa dapat   mendiagnosa, menyeleksi dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
b.     Evaluasi digunakan untuk mengukur, menilai pencapaian tujuan dan keberhasilan dari kerja atau usaha guru.
Berdasarkan pengertian di atas maka pengertian evaluasi dan penilaian adalah istilah-istilah yang lebih luas artinya dari pada pengukuran. Evaluasi mencakup deskripsi kelakuan (behavior) siswa secara kualitatif maupun kuantitatif dan terhadap penilaian kelakuan tersebut. Sedangkan ukuran hanya terbatas pada aspek penilaian yang bersifat tetap dan kuantitatif.
D.   Evaluasi Hasil Belajar
Dari pengertian evaluasi kita dapat mengetahui bahwa evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai untuk siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau symbol. Apabila tujuan utamanya kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi hasilnya dapat difungsikan dan ditunjukan untuk berbagai keperluan. Hasil kegiatan evaluasi hasil belajar akhirnya difungsikan dan ditunjukan untuk keperluan berikut.
a.)   Untuk diagnostic dan pengembangan
Maksudnya adalah pengunaan hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pendiagnosisan kelemahan dan keunggulan siswa beserta sebab-sebabnya (Arikunto, 1990 : 10; Nurkancana, 1986 : 4) berdasarkan pendiagnosisan inilah guru mengadakan pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b.)   Untuk seleksi
Hal ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu. (Arikunto : 9 ; Nurkancana, 1986 : 56).
c.)   Untuk kenaikan kelas
Menentukan apakah seseorang siswa dapat dinaikan kekelas yang lebih tinggi.
d.)   Untuk penempatan
Agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan ketetapan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.

E.    Sasaran Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah tujuanpendidikan hasil belajar siswa diklasifikasikanjadi 3 :
·       Ranah kognitif
·       Ranah afektif
·       Ranah psikomotor
Taksonomi tujuan ranah kognitif dikemukakan oleh BLOOM (1956). Tahun 1964 Krathwohl, Bloom, dan Masia mengemukakan ranah afektif, dan ranah psikomotor dikemukakan oleh Harrow (1972).
§  Taksonomi, ranah kognitif.
a.      Pengetahuan
Tingkat terendah tujuan ranah kognitif berupa pengenalan dan peringatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah dan prinsip-prinsip.
b.     Pemahaman
Tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami/mengeri tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan pelajaran lain.
c.      Penggunaan/penerapan
Kemampuan menggunakan generalisasi atau abstrak lain yang sesuai dalam situasi konkrit/situasi baru.
d.     Analisis
Kemampuan menjabarkan isi pelajaran kebagian-bagian yang menjadi unsure pokok.
e.      Sintesis
Menggabungkan unsur-unsur pokok kedalam struktur yang baru.
f.      Evaluasi
g.     Kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud/tujuan tertentu.

§  Tujuan ranah afektif
1.     Menerima
Tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap stimulus secara lebih baik.
2.     Merespon
Kesempatan untuk menanggapi stimulun dan merasa terikat secara aktif memperhatikan.
3.     Menilai
Kemampuan menilai gejala/kegiatan sehingga dengan sengaja dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi.
4.     Mengorganisasikan
Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya.
5.     Karakteristik
Kemampuan untuk mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu merespon dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai/membuat pertimbangan-pertimbangan.

§  Ranah tujuan psikomotorik :
1.   Gerak tubuh yang mencolok, kemampuan gerakan tubuh yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan dan ketepatan tubuh yang mencolok.
2.   Ketepatan gerak y6ang dikoordinasikan, ketrampilan yang berhubungan dengan gerak mata, telinga dan badan.
3.   Perangkat komunikasi nonverbal, kemampuan mengadakan komunikasi tanpa kata dalam komunikasi ini siswa memakai bantuan gerakan tubuh dengan atau tanpa menggunakan alat bantu.
4.   Kemampuan bicara, kemampuan yang berhubungan dengan komunikasi lisan, siswa mampu menunjukan kemahirannya memilih dan menggunakan kata/kalimat sehingga idea tau informasinya dapat diterima dengan baik.

F.     Prosedur Evaluasi Hasil Belajar
Agar proses evaluasi hasil belajar dapat diadministrasikan dilaksanakan oleh seseorang penilai maka ada beberapa tahapan/langkah kegiatan yang perlu dilakukan oleh seseorang penilai. Berikut ini penjelasan dari tahapan prosedur evaluasi hasil belajar :
1.     Persiapan
Pada tahapan persiapan ini terdapat 3 kegiatan yang harus dilakukan evaluator :
·       Menetapkan pertimbangan dan keputusan yang dibutuhkan.
·       Menggambarkan informasi yang dibutuhkan dan,
·       Menetapkan informasi yang tersedia.
Menetapkan pertimbangan dan keputusan yang akan dibuat yakni suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang evaluator untuk mendeskripsikan pertimbangan dan keputusan yang sekiranya akan dibuat dari hasil evaluasi. Menggambarkan informasi yang dibutuhkan merupakan kegiatan yang berikutnya dalam persiapan evaluasi hasil belajar, evaluator mendeskripsikan secara rinci segala informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan/sasaran evaluasi hasil belajar. Menetapkan informasi yang sudah tersedia pada sumber-sumber informasi yang digunakan.


G. Teknik Evaluasi Belajar

Teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan yang dimaksud evaluasi hasil belajar ekonomi adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengevaluasi proses hasil belajar mengajar studi ekonomi.

Menurut Bukhori dalam (Arikunto, 2002:32) “tes adalah suatu percobaan yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid”. Menurut Arikunto (2002:31) terdapat dua lat evaluasi yakni teknik tes dan non tes. Teknik tes menurut Indrakusuma dalam (Arikunto, 2002:32) adalah “suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang di inginkan seseorang dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat”.

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas tiga macam tes, yakni tes formatif, dan tes sumatif (Arikunto, 2002:33). Tes yang baik harus memiliki veliditas, reabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis. Sedangkan teknik evaluasi selanjutnya adalah teknik non tes, menurut Arikunto (2002:26) “teknik non tes meliputi skala bertingkat, kuisioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan, dan riwayat hidup”.

Dari pengertian di atas yang dimaksud tes adalah cara penilaian yang komprehensif seseorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program atau tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat lain tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.

Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes
1. Teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara,
  pengamatan,  riwayat hidup.
a.      Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.
b.     Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
c.      Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai.
d.     Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.
e.      Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu : (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam obejek pengamatan.
f. Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
2. Teknik tes. Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
a. tes diagnostik
b. tes formatif
c. tes sumatif
Penjelasan mengenai 3 macam tes diatas dapat dibaca pada bagian Teknik Tes


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kegiatan pembelajaran yang memuat tindak interaksi, antar pembelajar dan belajar berorientasi pada sasaran belajar, berakhir dengan evaluasi. Kegiatan evaluasi terdiri dari kegiatan evaluasi hasil belajar dan kegiatan evaluasi proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi merupakan bagian integal dari kegiatan pembelajaran atau pendidikan.
Dalam kegiatan evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran pada umumnya memiliki fungsi dan tujuan, sasaran, dan prosedur tertentu yang mana berorientasi pada pengembangan pembelajaran dan akreditasi. Pada evaluasi belajar, seorang evaluator umumnya menempuh tahap-tahap persiapan, penyusunan alat ukur, pelaksanaan pengukuran, pengolahan hasil pengukuran, penafsiran hasil pengukuran, pelaporan hasil pengukuran, dan hasil evaluasi. Sementara itu, pada evaluasi pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap / prosedur seperti : penyusunan rancangan, penyusunan instrument, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan evaluasi pembelajaran.
B.    SARAN
Seorang guru atau tenaga pendidik hendaknya mampu melakukan  kegiatan seperti evaluasi pembelajaran dan evaluasi hasil belajar sehingga proses belajar mengajar disegala jenjang pendidikan baik pendidikan formal, informal maupun non formal dapat berjalan sesuai apa yang diharpkan sehingga mutu pembelajaran meningkat.
  
REFERENSI
1. Arikunto, Suharsini. 1996. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: PT Raja Grafindo    
     Persada
2. Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
   
    Cipta
3.
Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
4. Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang
 
    Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indo
5. Noornia, A. 1997. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD pada Pengajaran   
    Persen di Kelas IV SD Islam Ma’arif 02 Singosari. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang:  
    Program Pasca Sarjana
6. Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Persada
7. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
8. http://pandidikan.blogspot.com/2010/12/konsep-dasar-evaluasi-tekhnologi.html
9. shttp://www.scribd.com/doc/22533957/Belajar-Dan-Pembelajaran
10. http://sitimasrurohum.blogspot.com/2009/05/desain-robot.html

slide Power Point kelompok2 dilihat di>>> http://www.slideshare.net/TiaSeptiani/teknik-evaluasi-pembelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar