MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah: Evaluasi Pembelajaran
Dosen: Naeila
Rifatil Muna,

Disusun oleh:
KELOMPOK 3
PBI-A
Faisol - 59430502
Tia Septiani - 59430518
Zakiah Halim - 59430524
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sesudah atau dalam melaksanakan suatu kegiatan
perlu diadakan evaluasi agar dapat diketahui, berhasil atau tidaknya kegiatan
yang dilakukan tersebut. Demikian halnya dalam pendidikan, evaluasi merupakan
bagian yang sangat penting yang harus dilaksanakan oleh guru. Agar seorang guru
dapat mengetahui apakah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasi
atau tidak. Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana degan baik
apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar: (1)
Prinsip keseluruhan, (2) Prinsip kesinambungan, dan (3) prinsip objektivitas.[1]
Dalam artian prinsip keseluruhan evaluasi hasil
belajar harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan
perkembangan atau perubahan tingkahlaku yang terjadi pada diri peserta didik
sebagai makhluk hidip. Dalam hubungan ini evaluasi hasil belajar disamping
dapat mengungkap aspek proses berpikir (kognitif domain) jugadapat mengungkap
aspek kejiwaan launnya yaitu aspek nilai atau sikap (afektif domain) dan aspek
keterampilan (psikomotor domain) yang melekat pada diri masing-masing individu
peserta didik. Oleh sebab itu seorang pendidik sebelum melaksanakan kegiatan
evaluasi, perlu membuat langkah-langkah penyusunan evaluasi dan cara
pelaksanaannya.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah cara untuk
menyusun evaluasi pembelajaran?
2.
Bagaimanakan pelaksanaan
evaluasi pembelajaran?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui cara-cara
dalam penyusunan evaluasi pembelajaran.
2.
Memahami cara
pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Langkah-langkah Penyusunan Evaluasi Pembelajaran
Secara umum, proses pengembangan penyajian dan pemanfaatan evaluasi belajar dapat digambarkan dalam langkah-langkah berikut :
1. Penentuan Tujuan Evaluasi
Dalam
melakukan pengajaran, seorang guru mempunyai tujuan tertentu, tujuan itu dapat
berupa tujuan evaluasi misalnya untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam
kompetensi /subkompetensi tertentu setelah mengikuti proses - proses
pembelajaran. Dapat pula evaluasi tersebut yang bertujuan untuk mengetahui
kesulitan belajar peserta didik (diagnostic tes). Tujuan evaluasi tersebut
harus jelas sehingga dapat memberikan arah dan lingkup pengembangan evaluasi
selanjutnya.
Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu penting sekali, sebab tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan pada gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.[2]
2. Penyusunan Kisi-Kisi
Soal
Kisi
- kisi soal dikenal pula dengan nama test blue-print atau table of
specification. Pada intinya, kisi-kisi ini diperlukan sebelum seseorang
menyusun suatu tes kisi-kisi adalah suatu deskripsi mengenai ruang lingkup dan
isi apa yang diujikan, serta memberikan perincian mengenai soal-soal yang
diperlukan dalam mengevaluasi.
Penulisan
soal merupakan salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan alat ukur
tes yang baik. Penulisan soal adalah penulisan indikator jenis dan tingkat
perilaku yang hendak diukur menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya
sesuai dengan perinciannya dalam kisi-kisi.
Dengan
demikian setiap pernyataan atau butir-butir soal perlu dibuat sedemikian
rupa sehingga jelas pula jawaban apa yang dituntut. Mutu setiap butir soal akan
menentukan mutu tes secara keseluruhan.
Setelah diketahui ruang lingkup pelajaran yang akan dinilai dan evaluasi , disusunlah bagan perincian, yaitu suatu bagan yang merupakan pedoman dalam penyusunan alat evaluasi selanjutnya.
Dalam penyususunan bagan perincian perlu perhatikan hal-hal berikut ini.
(1) Pokok bahasan bidang studi / subbidang studi /mata pelajaran yang akan dinilai.
(2)
Taraf-taraf penguasaan aspek-aspek yang akan diukur kognitif (ingatan/recall,
pemahaman /comprehension,penerapan /application),afektif dan psikomotor.
(3)
Jumlah item yang akan disusun beserta alat evaluasi yang akan dipenuhi.
(4) Jumlah item setiap aspek dari setiap pokok bahasan.besarnya ditentukan oleh guru berdasarkan tingkat penguasaan/ aspek-aspek yang akan dinilai.
(4) Jumlah item setiap aspek dari setiap pokok bahasan.besarnya ditentukan oleh guru berdasarkan tingkat penguasaan/ aspek-aspek yang akan dinilai.
(5) Jumlah waktu yang diperlukan untuk
mengerjakan tes tersebut.[3]
3. Telaah atau “Review dan
Revisi” Soal
Langkah
ini merupakan hal penting untuk diperhatikan, karena seringkali kekurangan yang
terdapat pada suatu soal tidak terlihat oleh penulis soal. Review dan Revisi
soal ini idealnya dilakukan oleh orang lain yang berkompeten (bukan si penulis
soal) dan terdiri dari suatu tim penelaah yang terdiri dari ahli-ahli bidang
studi,pengukuran dan bahasa.
Setelah
selesai menyusun soal, selanjutnya harus menelaah soal-soal yang telah dibuat.
Dengan menelaah soal, berarti sudah menganalisis soal tersebut secara
kualitatif . Telaah soal meliputi hal-hal berikut : materi, konstruksi ,dan
bahasa.[4]
4. Uji Coba (Try Out)
Uji
coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan informasi empiris
mengenai sejauh mana sebuah soal dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Informasi empiris tersebut pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat
mempengaruhi validitas soal seperti tingkat kesukaran soal, pada
jawaban,tingkat daya pembeda soal, pengaruh budaya ,bahasa yang dipergunakan,
dan sebagainya.[5]
5. Penyusunan Soal
Agar
skor yang diperoleh dapat dipercaya,diperlukan banyak butir soal s ebab itu.
Dalam penyajian butir-butir soal perlu disusun menjadi suatu alat ukur yang
terpadu. Hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas tes seperti urutan nomor
soal, pengelompokan bentuk-bentuk soal, kalau dalam suatu perangkat tes
terdapat lebih dari satu bentuk soal, tata “lay out” soal dan sebagainya
haruslah diperhatikan dalam penyusunan soal menjadi sebuah tes.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:[6]
1. Peletakan soal dengan
soal yang lainnya, jangan sampai membuat siswa menebak- nebak jawabannya.
2. Perintah pengerjaan soal
tertulis secara rinci, jelas, lengkap dan tidak mempersulit siswa.
3. Lay out soal yang
diliputi jenis huruf, spasi, ukuran kertas,dan sejenisnya harus disesuaikan
dengan usia siswa.
6. Penyajian Tes
Setelah
tes tersusun, naskah (tes) siap diberikan atau disajikan kepada peserta didik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian tes ini adalah waktu penyajian,
petunjuk yang jelas mengenai cara menjawab atau mengerjakan tes, ruangan dan
tempat duduk peserta didik. Pada prinsipnya, hal-hal yang menyangkut segi
administrasi penyajian tes harus diperhatikan sehingga evaluasi dapat
terselenggara dengan benar dan baik.
7. Scoring
Scoring
atau pemeriksaan terhadap lembar jawaban dan pemberian angka merupakan langkah
untuk mendapatkan informasi kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Pada
prinsipnya, scoring ini harus diusahakan agar dapat dilakukan secara objektif.
Artinya, apabila scoring dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang sama tingkat
kompetensinya, akan menghasilkan skor atau angka yang sama. Atau jika orang yang
sama mengulangi proses pengskoran, akan dihasilkan skor yang sama.
8. Pengolahan Hasil Tes
Setelah
dilakukan scoring, hasilnya perlu dipilah dengan mencari konfirmasi nilai.
Dalam proses konversi ini ada norma dan ada pula skala, yaitu norma relatif dan
penilaian Acuan norma (PAP), dan norma mutlak dengan penilaian . Acuan patokan
(PAP), masing-masingnya dengan skala 5 (A, B, C, D, E), skala 9 (1-9), skala 11
(1-11), skala 100, skala z score, skala T score,. Kemudian dilakukan prosedur
statistik mencari ranking (rank order), mean, media.modus dan mode.[7]
9. Pelaporan Hasil Tes
Setelah
tes dilaksanakan dan dilakukan scoring, hasil pengetesan tersebut perlu
dilaporkan. Laporan tersebut dapat diberikan kepada peserta didik yang
bersangkutan. Kepada orang tua peserta didik , kepada kepala sekolah,dan
sebagainya.
Laporan
kepada masing-masing yang berkepentingan dengan hasil tes ini sangat penting
karena dapat memberikan informasi yang sangat berguna dalam rangka penentuan
kebijaksanaan selanjutnya.[8]
Pelaporan
hasil penilaian tesebut harus diketahui oleh siswa yang melakukan penilaian,
guru untuk mendapat umpan balik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan,
pihak sekolah untuk mengetahui mutu pembelajaran yang telah dilaksanakan
guru-guru, dan juga orang tua sebagai stake holder dari jasa yang ditawarkan
sekelah dalam menyelenggarakan pendidikan.[9]
10. Pemanfaatan Hasil Tes
Hasil pengukuran yang
diperoleh melalui ujian sangat berguna sesuai dengan tujuan ujian. Informasi
atau data hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau
penyempurnaan system , proses atau kegiatan belajar mengajar, maupun sebagai
data untuk mengambil keputusan atau menentukan kebijakan.[10]
2.2
Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan
bagian integral dari pendidikan atau pengajaran sehingga perencanaan atau
penyususunan, pelaksanaan dan pendayagunaannya pun tidak dapat dipisahkan dari
keseluruhan program pendidikan atau pengajaran.
Praktek
pelaksanaan evaluasi pembelajaran dapat diselenggarakan dengan cara :
1.
Tes tertulis
2.
Tes lisan
3.
Tes perbuatan
Hasil dari evaluasi yang
diperoleh selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa
(fungsi formatif). Agar evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang
diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah
berikut ini :
1.
Menyusun rencana
evaluasi
Perencanaan evaluasi itu umumnya mencakup :
(a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya .
(b) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif, afektif atau psikomotorik.
(c) Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi misalnya apakah menggunakan teknik tes atau non tes.
(d) Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal non tes.
(e) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
2.
Menghimpun data
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun
data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes
pembelajaran.
3.
Melakukan verifikasi
data
Verifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan data yang baik (yang
dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau
sekelompok individu yang sedang dievaluasi dari data yang kurang baik (yang
akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apa bila data itu diikut serta
diolah).
4.
Mengolah dan
menganalisis data
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan
memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan
evaluasi.
5.
Memberikan interpretasi
dan menarik kesimpulan
Interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya
adalah merupakan varbalisasi dari makna yang terkadung dalam data yang telah
mengalami pengolahan dan penganalisaan.
6.
Tindak lanjut hasil
evaluasi
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun,
diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna
yang terkandung didalamnya, maka pada akhirnya evaluasi akan dapat mengambil
keputusan atau merupakan kebijakan-kebijakan yang akan dipandang perlu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaluasi merupakan alat pengukuran ketercapaian program pendidikan, Oleh sebab itu seorang pendidik sebelum melakukan kegiatan evaluasi terlebih dahulu menyusun langkah-langkah yang akan digunakan dalam kegiatan evaluasi. Langkah-langkah yang telah disusun harus dapat dilaksanakan dalam kegiatan evaluasi. Diantaranya:
1. Penentuan Tujuan Evaluasi
2. Penyusunan Kisi-Kisi
Soal
3. Telaah atau “Review dan
Revisi” Soal
4. Uji Coba (Try Out)
5. Penyusunan Soal
6. Penyajian Tes
7. Scorsing
8. Pengolahan Hasil Tes
9. Pelaporan Hasil Tes
10. Pemanfaatan Hasil Tes
DAFTAR PUSTAKA
Sidijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta, 1995
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia : Jakarta, 2008
Slameto, Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta, 1999
Nurfiati, Imas Eva, Penilaian Berbasis Kelas: Pedoman Guru dalam Penggunaan Kurikulum Berbasis Kompetensi(Kurikulum 2004), Kreasi Media Utama, 2004
Purwanto,
Muhammad Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik
Evaluasi Pengajaran, Rosda, 2009
Arikunto,
Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,
Bumi Aksara: Jakarta, 2009
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta,2008
[1]
Anas Sidijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,
(PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta, 1995)
[2]
Anas Sidijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,
(PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta, 1995), Hal. 59
[3]
Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Bumi Aksara:
Jakarta, 1999), hal. 48.
[4]
Imas Eva Nurfiati, Penilaian Berbasis Kelas:
Pedoman guru dalam Penggunaan kurukulum Berbasis Kompetensi(Kurukulum 2004),
(Kreasi Media Utama, 2004), hlm. 90.
[5]
Ramayulis, op. Cit, hlm. 233
[6]
Imas Eva Nurfiati, op. cit, hlm. 91
[7]
Ramayulis, op. cit, hlm. 233
[8]
Ibit., hlm. 234
[9]
Imas Eva Nurfiati, op. cit, hlm. 92
atau
http://www.slideshare.net/TiaSeptiani/the-3rd-group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar