MAKALAH
Konversi Skala 5, 9, 11, 100 dan Skala 0
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran
Dosen: Naeila Tifatul Muna, M.Pd
Disusun oleh :
MOH SODIK (59430511)
MELLY MELLYNA ( 59430509 )
ENDAH FAUZIYAH ( 59430501)
FAKULTAS TARBIYAH PBI – A
SEMESTER ENAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1)
Latar Belakang
Proses penilaian adalah suatu prroses membandingkan skor yang
diperoleh tiap siswa dengan acuan yang dipakai penilaian aturan patokan atau
penilaian aturan normal (PAN atau PAP), yang hasilnya berbentuk nilai
dengan skala 0 – 10 atau A – E. dalam proses tersebut dapat dilihat bahwa
penskoran atau scoring adalah pemberian angka-angka terhadap prestasi seseorang
sesudah melaksanakan suatu tugas tertentu. Setelah selesai pengukuran yang
salah satu alatnya biasa disebut tes, barulah dilakukan perbandingan hasil
pengukuran yang berbentuk biji/ skor dengan acuan yang dipakai yang dihasilkan
nilai tersebut kita kenal dengan pemberian nilai atau granding dan nilai mentah
tersebut diolah atau diubah menjadi huruf seperti A,B,C,D,E. inilah yang
disebut dengan konversi.
Dalam suatu tes dengan banyak soal 150, dan dengan ketentuan
satu jawaban benar = 1 dan satu jawaban salah= 0, maka bila si Ani hanya dapat
menjawab secara benar sebanyak 75, dia akan memperoleh skor 75. Skor setinggi
75 ini baru memiliki makna bila dibandingkan dengan suatu acuan.
Dalam pelaksanaan sehari-hari scoring dan granding disatukan
atau tidak mengenal pemisahan ; pemberian biji/skor sekaligus berarti pemberian
nilai. Sebagai hasilnya ialah bahwa penilaian tersebut tidak comparable dan
penafsiran terhadap nilai yang diberikan dapat berbeda-beda. Untuk dapat
melakukan evaluasi yang lebih memadai maka kedua kegiatan tersebut harus
dipisahkan artinya; granding baru dapat dilaksanakan setelah skoring selesai, sehingga
nilai tiapsiswa dapat dibandingkan, penafsiran terhadap nilai sama, sifat
terbuka dapat terpenuhi, obyektivitas lebih terjamin.
2)
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalahnya adalah;
1.
Apa pengartian dari konversi
2.
Apa pengertian dari skala
3.
Macam- macam skala
4.
Rumus dari tiap- tiap skala
3) Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
definisi dari konversi
2.
Mengetahui
pengertian dari skala
3.
Mengetahui
cara mengolah nilai mentah menjadi huruf
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengrtian Konversi
Konversi adalah kegiatan mengubah atau
mengolah skor mentah menjadi huruf. Jika tidak ada kegiatan
konversi ini, maka nilai tidak bisa dinterpretasikan. Konversi nilai dapat
dilakukan dengan menggunakan Meaan dan SD atau dikenal juga dengan batas lulus
Mean (Mean = SD). Cara yang kedua adalah dengan Mean Ideal dan SD Ideal atau
Remmers.
B. pengertian
Skala
Skala adalah alat
untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, yang disusun dalam bentuk
pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan
nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
C. Macam-macam skala
Di bawah ini ada 5 skala
yang akan dibahas yaitu; skala 5, skala 9, skala 11, skala 100 dan skala nol
atau Z – Score.
1.
Skala 5 ( stanfive )
dimulai dari 0,1,2,3,4. Atau A,B,C,D,E
2.
Skala sembilan (
stannine ) dimulai dari 1,2,3,4,5,6,7,8,9.
3.
Skala 11 ( staneleven
) dimulai dari 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10.
4.
Skala 100 ( T- Scale )
dumulai dari 0,1,2,3,4,5,6,7, s.d 100.
5.
Skala nol ( Z- Score )
D. Rumus dari tiap-
tiap skala
a.
Rumus
skala 5.

M+ 1,5 SD

M+ 0,5 SD

M- 0,5 SD

M- 1,5 SD

b. Rumus
skala 9

M + 1,75 SD

M + 1,25 SD

M + 0,75 SD

M + 0,25 SD

M - 0,25 SD

M - 0,75 SD

M – 1,25 SD

M – 1,75 SD

c. Rumus skala 11

M + 2,25 SD

M + 1,75 SD

M + 1,25 SD

M + 0,75 SD


M - 0,75 SD

M - 1,25 SD

M - 1,75 SD

M – 2,25 SD

d. Rumus
skala nol dan skala seratus
Berikut ini langkah perhitungan konversi T-
Score dan Z- Score.
1.
Menghitung
rata-rata (X ).


2.
Menghitung simpangan
baku.



n
3.
Mengkonversikan data
mentah ke dalam T-Sore dan Z-Score.
Konversi Z - Score


SD
Konversi T-
Score


SD
Langkah pertama yang
harus dilakukan adalah mencari nilai Mean
dan SD, kemudian menentukan besarnya
SUD (Skala Unit Deviasi), dan
langkah terakhir adalah menentukan batas atas dan batas bawah. Untuk menentukan
batas atas dan batas bawah tersebut, rumusnya adalah sebagai berikut:
Batas bawah C = M –
0,5 SUD
Batas bawah D = M –
1,5 SUD
Batas atas C = M + 0,5
SUD
Batas atas B = M + 1,5
SUD
Skala sikap yang
diberi bobot nilai 0 – 4 atau 1 – 5 sesuai dengan alternatif respon pada
dasarnya merupakan skala yang bernilai Ordinal atau pemeringkatan ,sebab
responden diminta merespon/menjawab sesuai dengan kecenderungan sikapnya untuk
kemudian diberi kode/nilai peringkat oleh peneliti, namun demikian terdapat
para Pakar yang menganggapnya sebagai Skala Interval sehingga memungkinkan
pengolahan datanya dengan analisis Statistik Parametrik.
Terlepas dari
kontroversi tersebut, mereka yang berpendapat bahwa skala sikap bernilai
ordinal mengajukan suatu cara untuk mengkonversi nilai skala tersebut menjadi
bernilai Interval dengan menempatkan masing-masing nilai skala dalam
kelompoknya pada suatu distribusi norma, sehingga jarak nilai menjadi sama.
Dengan cara ini penentuan nilai skala dilakukan dengan memberi bobot dalam
satuan deviasi normal bagi setiap kategori respon pada suatu kontinum
psikologis.
Dalam KTSP ada
berbagai macam teknik penilaian antara tes, observasi, penugasan, interventori,
portofolio, jurnal, penilaian diri, penilaian antar teman dan lain-lain. Jadi
penilaian itu bukan melalui siswa menjawab soal saja, tapi banyak jenis bentuk
lain dari penilaian hasil belajar peserta didik. Kombinasi penggunaan berbagai teknik
penilaian di atas akan memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan
belajar peserta didik.
Salah satu teknik
penilaian yang sering (bahkan selalu ini saja) adalah dalam bentuk tes. Tes
adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah.
Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes
tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis
berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi
pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya
berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian. Tes lisan adalah
tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta
didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan. Dalam
rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai
macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian
terdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah.
Ulangan adalah proses
yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara
berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk melakukan perbaikan
pembelajaran, memantau kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar peserta
didik. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
Dari Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Setelah melaksakana ulangan atau ujian pernah
tidak menemukan nilai peserta didik kita sangat rendah atau dibawah nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal. Jika dalam bentuk ulangan harian dan ulangan tengah
semester kita bisa melaksakan program perbaikan yg disebut dengan remedial,
tapi jika ulangan semester atau ujian sekolah kapan lagi melaksanakan program
perbaikannya. Salah satu cara mengatasinya bisa dengan sistem konversi nilai.
Berikut caranya :
Misalkan ada 50 soal
pilihan ganda, kita koreksi dulu hasil ulangan siswa hingga mendapatkan skor.
Skor yang di dapat adalah jumlah soal yang dijawab benar oleh siswa dari
50 soal yang diberikan. Lalu kita mendapatkan skor tertinggi dan skor terendah,
misalnya
Skor tertinggi = 30
Skor terendah = 10
Lalu kita menentukan
berapa nilai tertinggi dan terendah yang diginkan,misalnya
Skor tertinggi =
30 dapat nilai 8
Skor terendah = 10 dapat
nilai 6
Rumus yang kita pakai
adalah Y = ax + b
Terlebih dahulu kita
menentukan nilai a, dengan cara :
Niali Tertinggi 8 =
30a + b (30 adalah skor tertinggi)
Nilai Terendah 6 = 10a + b (10 adalah skor terendah)
2 = 20a
a = 2/20
a = 1/10 atau 0,1
sekarang kita
menetukan b, dengan cara :
8 = 1/10 x 30 +
b ( 1/10 atau 0,1 adalah a sedang 30 adalah skor tertinggi)
8 = 3 + b
b = 8 – 3
b = 5
Sekarang kita tinggal
memasukkan kedalam rumus Y= ax + b
sekarang kita buktikan
untuk menentukan nilai konversi
Y = 0,1 x 30 + 5
Y = 3 + 5
Y= 8
Artinya siswa dengan
skor 30 mendapat nilai konversi 8, bagaimana dengan yang terendah berikut
perhitungannya
Y= 0,1 x 10 + 5
Y = 1 + 5
Y= 6.
Bagaimana dengan yang
lain,misalkan skornya 20,dengan rumus Y = ax + b
Y = 0,1 x 20 + 5 ,Y =
2 + 5 ,Y = 7
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah dibahas di bab II , maka bisa diambil
kesimpulan bahawa Kegiatan mengubah atau mengolah skor mentah menjadi huruf
inilah yang disebut dengan konversi. Ini biasanya dipakek pada tingkat
pendidikan atas contohnya seperti universitas atau kampus.
Sebagai panduan
PAN dapat digunakan perangkat terstandar maupun tidak tersstandar. Unsur yang
paling pokok pemilihan PAN sebagai pengolahan skor menjadi nilai adalah
pertimbangan karakteristik atau tingkat kepandaian peserta didik dalam suatu
kelompok, identik dengan karakteristik populasinya, artinya distribusi tingkat
kepandaian mereka harus lebih bersifat seperti kurva normal. Maka nilai yang
diperoleh peserta didik melalui PAN memiliki keragaman relative, hal itu
tergantung dari sudut pandang anda sebagai guru.
Nilai suatu mata pelajaran seseorang peserta didik
hasil PAN memiliki makna berbeda dibandingkan dengan peserta didik atau
kelompok lain meskipun dalam satu
tingkat, satu sekolah maupun satu mata pelajaran. PAN sebagai pendekatan
penilaian dapat dilakukan dengan model skala 5, skala 9, skala 11, skala 100 (
T- scale ) dan skala nol ( Z-Score ).
B.
Saran
Sebagai calon pendidik selayaknya kita mengetahui
istilah- istilah yang ada di dalam pemberian skor yang diantaranya yaitu; PAN,
PAP dan tentang bagaimana mengolah skor mentah menjadi huruf yang lebih dikenal
dengan konversi.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 1993. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara
Slamet, Drs. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar, cetakan ketiga.
Bandung: PT Remaja RosdaKarya. 1991.
Web site.
http://atashi-no-seikatsu.blogspot.com/2008/06/skoring-and-konversi-nilai.html.Thursday,
June 19, 2008.
http://www.kompas.com/aboutus.php
wow...swdang browser nyari materi tentang konversi nilai evaluasi pembelajaran nemu grup eonni :D hahaha
BalasHapusgood job, eon!
sangat membantu~ kyaaa~~ ^^
aduuh maksudnya blog kkkkkk~~
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusditutupi dong
BalasHapus